Oleh : kang fikar (kader PMII INZAH)
SEKILAS TENTANG COLOR RUN
Pernahkah kita mendengar istilah “Color Run”?
Atau bahkan kita sudah pernah ikut dalam ajang ini?
Atau bahkan kita sudah pernah ikut dalam ajang ini?
Bagi para pemuda tentunya hal ini bukanlah hal yang aneh dan asing,
karena memang ini adalah sebuah acara yang sedang booming saat ini di
Indonesia. Sejarah color run sebenarnya adalah meniru kebudayaan bangsa India
yang lalu dimodifikasi dan pertama kali diselenggarakan pada Januari 2012 di
Tempe, Arizona, Amerika Serikat. Dan di Singapura untuk pertama kalinya acara
Color Run diadakan di Asia.
Color Run adalah sebuah kegiatan berlari sejauh 5K (lima kilometer)
dengan ditaburi bubuk warna yang akan menyambut peserta setiap melewati satu
kilometernya. Lalu di sesi closing party para peserta akan diberikan
sebuah bubuk warna-warni yang akan dilemparkan bersamaan dengan joget diiringi
musik lengkap dengan DJ (Disc Jockey).[1]
SEKILAS TENTANG PERAYAAN HOLI
Holi adalah
salah satu festival unik, yang dirayakan oleh masyarakat India.
Biasanya, festival holi ini, identik atau ditandai dengan banyaknya warna yang
meramaikan perayaan tersebut. Festival unik holi ini sebenarnya memiliki 2
tujuan penting, yaitu:
- Tujuan yang pertama dan yang paling utama adalah untuk menyambut dan merayakan awal musim semi. Festival penyambutan ini dirayakan untuk mengharapkan hasil panen yang baik dan tanah yang subur. Umat Hindu percaya bahwa musim semi adalah saatnya untuk menikmati berbagai warna, yang menggambarkan keceriaan dan pengharapan. Hal ini juga berarti saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal pada musim dingin.
- Tujuan kedua yaitu untuk tujuan keagamaan, dimana masyarakat Hindu di India berdoa secara besar-besaran kepada para dewa, untuk memohon kelancaran hidup selama setahun ke depan. Yang paling penting adalah, acara ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, tidak hanya orang India, tapi juga para turis asing.[2]
Dua perayaan yang sakral, bukan hanya semata-mata perayaan kosong
belaka, dari berbagai kondisi dan perkembangan zaman tidak bisa dipungkiri
bahwa perayaan ini menjadi festival besar di seluruh Dunia, namun perlu
diketahui dibalik perayaan ini ada kaitannya dengan Agama (non muslim), karena
perayaan ini ada sangkut pautnya denga perayaan ke Agamaan Hindu.
Acara color run, adalah suatu perayaan yang terinspirasi
(mengadopsi) apa yang ada dalam perayaan Holinya umat Hindu. Hanya saja dengan sedikit modifikasi. Dan anehnya,
acaranya ini banyak diminati oleh kaum muslim. Entah mereka hanya sekedar
ikut-ikutan atau dengan tujuan tertetu. Bahkan sebagian dari mereka adalah
oknum yang memfasilitasi perayaan tersebut.
Apakah mereka buta akan asal muasal dari perayaan itu ?
Jawabnya tentu mustahil mengatakan tidak. Karena kabar tentang
perayaan Holi telah sering dimuat dalam film-film Bollywood. Mohabbatain contohnya.
Lupakah mereka (muslim) akan larangan agama tentang menyerupai kaum lain
(non-muslim). Larangan ini jelas berlaku dalam perayaan ini, karena dalam
perayaan ini mengandung kesan syiar agama Hindu dan pengikisan syiar islam. Syeikh
Dr Sulaiman bin Salimillah ar Ruhaili menyatakan bahwa batasan menyerupai
(tasyabbuh) nya muslim dengan non-muslim yang dilarang adalah jika apa yang ia
kerjakan ada hubungannya dengan hal yang berbau agama.
Dari penjabaran singkat diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa
perayaan Color Run itu termasuk larangan agama islam yang harus diindahkan oleh
para pengikutnya. Karena perayaan termasuk kategori tasyabbuh
dengan non-muslim yang jelas dilarang oleh agama yang tergambar dari sabda nabi
yang berbunyi :
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ”
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ “
“Barangsiapa yang meniru satu kaum, maka dia termasuk
golongan mereka.” (HR. Abu Dawud)
Ibnu Katsir Rahimahullah berkata;
“Hadits ini menunjukkan larangan yang keras, peringatan, dan
ancaman atas perbuatan menyerupai orang-orang kafir dalam perkataan, perbuatan,
pakaian, hari-hari raya, dan peribadahan mereka, serta perkara mereka yang lain
yang tidak disyariatkan bagi kita dan syariat kita tidak mentaqrir
(menyetujui)nya untuk kita.”
Rasul Saw juga bersabda;
لَيْسَ
مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
“Bukan termasuk golongan kami, orang yang menyerupai
(tasyabbuh) dengan selain kami.” (HR Tirmidzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar